Modus Pembobolan Kartu Kredit Terbaru Meresahkan Masyarakat

Modus Pembobolan Kartu Kredit

Modus pembobolan kartu kredit paling baru meningkat seiring kenaikan frekuensi pemakaian jasa kartu kredit dalam cakupan wilayah global tahun 2015. Bayangkan saja, penggunaan kartu kredit saat itu menyentuh angka US $31 triliun atau setidaknya sama dengan lebih dari 7% daripada tahun sebelumnya.

Dengan kata lain, siapapun orang di dunia yang memiliki kartu kredit maka ia berpotensi menjadi korban dari tindak kriminal kartu kredit. Belasan juta orang dari berbagai macam negara yang juga adalah mereka yang adalah para member bandar judi balakplay online juga sudah masuk dalam daftar korban kejahatan akibat dari membludaknya pelanggan kartu kredit sehingga ia menjadi pangsa pasar tersendiri.

Modus Pembobolan Kartu Kredit Terbaru Meresahkan Masyarakat

Semenjak era 1980, jumlah warga yang memiliki kartu kredit naik secara tajam dan signifikan hingga angkanya kini mulai tak terbendung lagi. Berdasarkan data dari lembaga survey Nilson Report keluaran Oktober 2016, tujuh dari total delapan jenis transaksi sepanjang tahun 2015 menggunakan metode kartu kredit pada benua Eropa.

Kartu ajaib ini tidak hanya populer di negara maju saja, melainkan negara berkembang dan terbelakang sekalipun menggemari jenis pembayaran ini. Masyarakat pada umumnya menyukai kepraktisan dari bentuk virtual nominal uang yang bahkan belum ia miliki sehingga proses belanja dapat terjadi tanpa perlu susah payah mengeluarkan perhatian lebih.

Meskipun harus kita akui, terdapat juga manfaat besar menggunakan kartu kredit tetapi kita harus bijak dalam mengelolanya agar tidak salah jalan. Fenomena ini semakin kencang lajunya akibat dari revolusi transaksi digital yang dipelopori oleh perusahaan Paypal sehingga memicu iklim positif pada e-commerce.

Modus Pembobolan Kartu Kredit Marak Terjadi Belakangan Ini

Kepopuleran perusahaan start-up yang berkecimpung pada bidang jual beli online semakin membuatnya bervariasi hingga banyak pilihan bagi konsumen. Kita sudah sering mendengar berbagai macam brand ternama seperti misalnya Flipkart, Alibaba, Amazon, hingga Snapdeal, di mana semuanya itu mulai menggerus pasar tradisional.

Tak hanya berkecimpung pada dunia jual beli online saja , melainkan kartu kredit kini juga telah bisa dipergunakan di berbagai agen bandar ceme terpercaya sebagai metode melakukan top up saldo.

Kehadiran para raksasa baru ini akan memberikan dorongan tersendiri sehingga volume penggunaan transaksi elektronik akan semakin diminati. Keadaan ini membawa senyum cerah serta menjadi kabar gembira bagi pelaku industri perbankan dan rantai distribusinya sebab terjadi perputaran uang yang sehat bahkan melebihi rata – rata dilihat dari jumlahnya.

Modus Pembobolan Kartu Kredit Marak Terjadi Belakangan Ini

Konsumen terpuaskan karena mudah membeli barang keinginannya, sementara bank sumringah karena kredit lancar sehingga arus kas mengalir deras. Sementara itu, para pelaku kejahatan di dunia maya sedang menunggu dengan sabar sampai akhirnya giliran ia tiba untuk merampas harta milik anda.

Kembali pada laporan dari Nilson Report, angka kejahatan dalam ranah digital ikut meningkat seiring makin majunya pertumbuhan teknologi abad ini. Tatkala konsumen mulai teredukasi dan melek teknologi, begitu pula para penjahat di luar sana semakin cerdas dan licin untuk ditangkap karena mereka mempelajari banyak hal baru.

Modus pembobolan kartu kredit juga sering terjadi oleh para penjahat online untuk top up atau isi saldo di sebuah situs poker online untuk dapat dilipat gandakan uangnya dan lalu kemudian  ditarik masuk ke ATM si pelaku.

Pada tahun 2010, angka pembobolan kartu kredit seluruh dunia berada di kisaran US $13 miliar atau sama dengan Rp120 triliiun lebih. Namun, hanya dalam tempo singkat yaitu lima tahun berikutnya, angka ini melesat naik menjadi US $21 miliar yaitu kurang lebih Rp280 triliun sehingga mulai meresahkan konsumen kartu kredit.

Meretas Sistem Komputerisasi Toko Kosmetik

Contoh nyata modus pembobolan kartu kredit baru saja terjadi yaitu menimpa nasib malang bagi sebuah toko kosmetik di pusat perbelanjaan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya yaitu Komisaris Besar Polisi bernama bapak Rikwanto telah mengumumkan penangkapan empat orang tersangka atas tindakannya tersebut.

Rikwanto pun menegaskan bahwasanya keempat tersangka merupakan bagian dari sindikat mafia digital skala internasional dengan nilai proyek mengejutkan. Para pelaku membobol sistem komputerisasi toko kosmetik tersebut lalu mencuri database berisi informasi kartu kredit pelanggan yang berbelanja di sana.

Modus Pembobolan Kartu Kredit Meretas Sistem Komputerisasi Toko Kosmetik

Setelah terkumpul, semua data tersebut mereka jual melalui situs gelap atau black market dan peminatnya pun cukup tinggi. Kerugiannya pun sangat besar sehingga ini mulai masuk ke dalam daftar pekerjaan rumah pihak berwenang untuk menanggulanginya sebelum berkembang semakin jauh.

Daryatmo mewakili Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyayangkan hal ini karena merupakan bentuk kelalaian dari merchant. Sudah semestinya pedagang yang profesional memberi perhatian khusus pada perlindungan data konsumen agar terhindar dari pencurian informasi.

Maret 2013, kartu kredit konsumen dari total tujuh toko kosmetik wilayah Jakarta saja berhasil tergasak oleh pelaku kriminal yang makin cerdik. Setidaknya ada 12 bank melaporkan kerugian dengan nominal mencapai angka melebihi Rp4 miliar, dan penindakan tidak boleh tertunda lagi agar jumlah korban tertahan populasinya.